Sabtu, 27 Desember 2014

Perspektif: Menyemai Benih untuk Pengetesan Daya Tumbuh, untuk Ditanam di Lahan dan untuk Ditanam Sistem Hidroponik



Membuat semaian benih untuk tes uji daya tumbuh, untuk ditanam di lahan dan untuk ditanam dengan sistem hidroponik itu memiliki cara dan metode yang berbeda. Sebagai orang yang pernah bekerja sebagai quality control dengan pekerjaan utama mengetes daya tumbuh benih saya dapat merasakan perbedaan ketiga hal di atas. 

Menyemai untuk pengetesan daya tumbuh ternyata dapat dikerjakan dengan mudah. Mengapa? Karena sudah ada SOP nya dengan sangat jelas dan kita yang melakukan tinggal nyontek saja, tak perlu berinovasi karena ini dapat menyalahi aturan (tentu saja ini kurang menyenangkan bagi orang-orang kreatif). Dalam aturan tidak ada keharusan untuk menghasilkan semaian yang bagus, karena tujuannya hanya untuk pengetesan. Yang penting kita memperlakukan si benih sesuai SOP lalu melihat kemampuan si benih untuk tumbuh itu seperti apa. Asalkan benih tumbuh memenuhi kriteria normal utuh tidak cacat dan tidak busuk akan dianggap sebagi benih normal yang masuk sebagai data daya tumbuh benih, tak peduli itu benih etiolasi atau tidak karena etiolasi tidak masuk dalam benih abnormal (dalam lingkup pengetesan). 

Ketika saya sedang melakukan pengetesan, saya pun sering merasa tanpa ada beban. Prinsip saya, saya harus melakukan sesuai dengan prosedur, misalnya sampel harus acak, kondisi alat dan wadah yang digunakan harus dalam kondisi semirip mungkin antara satu ulangan dengan ulangan lain, harus diletakkan pada tempat yang sama, kondisi air juga harus sama, jumlah sampel harus sama dan sebagainya dalam tiap-tiap perulangan atau sampel yang saya tes. Cara menyemai pun juga harus mengikut SOP misal dengan metoda penggunaan kertas atau metode "Between Paper" (benih disemai dalam kertas yang digulung), dengan metode semai diatas kertas atau metode "Top Paper" (menggunakan kertas saring dan benih disemai diatas kertas saring basah yang diletakkan dalam cawan petri) dan dalam media pasir steril atau metode "Sand". Jadi cukup mudah bagi saya, karena sudah ada panduannya. Yang sulit adalah bagaimana kita harus bekerja konsisten untuk tiap-tiap ulangan dari sampel yang dites, agar perbedaan antar ulangan tidak melebihi batas toleransi yang ditetapkan oleh ISTA (International Seed Testing Association). Itu saja.

Dibandingkan dengan menyemai untuk pengetesan daya tumbuh, menyemai benih untuk ditanam di lahan pada dasarnya tidak mudah. Mengapa? Yang pertama jelas karena tidak ada SOP nya. Siapa yang berani mengklaim SOP penyemaian benih untuk ditanam di lahan? Pernah suatu ketika saya marah sama customer saat menanyakan tentang SOP menyemai benih pepaya (saat saya masih bekerja di suatu perusahaan benih). Si customer mendesak diberi tau SOP untuk menyemai benih pepaya. Saya bilang SOP apa? Dan SOP keluaran siapa? Hukum keberhasilan menyemai di lahan berdasar pada hukum alam dan kemampuan seseorang dalam menyemai. Tidak bisa distandarkan dengan SOP. Karena lingkungan berpengaruh dalam penyemaian. Di daerah A yang panas tentu harus diperlakukan beda dengan daerah B yang dingin, misalnya. Apabila dia minta SOP yang saya pakai untuk mengetes tentu saja tidak bisa diterapkan di lahan, karena SOP tersebut fungsinya untuk pengetesan. Sementara itu dalam pengetesan benih, faktor seperti suhu, cahaya dan kelembaban ruang untuk menyemai harus trekontrol oleh alat yang salah satunya dapat menggunakan mesin germinator. La kalau mau pakai SOP yang saya pakai, musti punya alat yang sama bukan? Makanya saya tidak mau memberikan SOP yang saya pakai untuk pengetesan, karena jelas tidak bisa diterapkan di lahan, yang bisa saya kasih adalah contoh cara-cara alternatif untuk menyemai benih (waktu itu dia minta benih pepaya) yang biasa dipakai oleh banyak orang dan telah berhasil. 

Benih disemai dalam cawan petri dengan metode Top Paper untuk pengetesan daya tumbuh
Benih disemai dalam kertas dengan metode Between Paper
Kembali lagi tentang menyemai benih untuk ditanam di lahan. Bagaimana dengan alasan kedua, mengapa tidak mudah menyemai untuk ditanam di lahan? Karena dengan adanya alasan pertama menyebabkan kita dituntut untuk banyak banyak mencoba untuk mendapatkan cara yang pas. Bukan berarti teori menyemai itu gak terpakai sama sekali sie, tapi kita dituntut lebih banyak eksperimen ketimbang sekedar mempraktikkan teori. Jadi kepekaan terhadap lingkungan, insting, kemauan, perhatian serta keseriusan dalam menyemai menjadi kunci utama keberhasilan menyemai. Kalau baru praktik sekali atau dua kali tentunya belumlah bisa mengenal lebih jauh trik trik menyemai terutama untuk benih yang harus diperlakukan secara khusus pada saat menyemainya, misalnya untuk benih yang bermasalah, benih dengan biji keras, benih dengan ukuran sangat kecil, atau benih yang tidak biasa ditanam di daerah kita yang nantinya butuh adaptasi dan sebagainya. Intinya butuh banyak praktik. Itu lah yang menjadi alasan kenapa saya bilang lebih sulit.

Benih disemai dalam tray dengan tanah, kompos dan cocopeat




Benih disemai dalam rockwool untuk hidroponik






Lalu, menyemai benih yang akan ditanam secara hidroponik juga sama susahnya dengan menyemai benih yang ditanam di lahan. Alasannya sama. Tidak ada SOP dan kita musti coba-coba untuk mendapatkan cara yang pas. Bedanya, kalau benih yang disemai untuk hidroponik menggunakan media yang tidak sama dengan benih yang disemai untuk ditanam di lahan. Media semaian untuk hidroponik berbahan non tanah yang notabenenya adalah bahan-bahan yang tidak menyediakan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman misalnya, rockwool, cocopeat, sekam bakar steril, spons, kapas, perlit dll. Sementara media semaian untuk bibit yang akan ditanam di lahan berupa tanah yang dicampur dengan bahan organik ataupun non organik yang di dalamnya telah menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman misalnya kompos, pupuk kandang atau humus. Yang musti dipegang dalam menyemai benih untuk ditanam di lahan atau ditanam dengan hidroponik adalah prinsip menghasilkan bibit yang baik, normal, sehat dan vigor yang juga tidak etiolasi serta diusahakan tidak terserang penyakit.

Nilai plus yang saya dapat dari menyemai yang dipersiapkan untuk ditanam di lahan atau untuk ditanam secara hidroponik adalah bahwa saya jadi merasa bisa belajar dengan adanya kebebasan dalam menentukan cara dan trik trik menyemai benih. Selain itu bisa berinovasi dan mengenali karakter tiap-tiap benih selama masa pertumbuhan dan perkembangannya. 

Menyemai benih untuk ditanam di lahan sudah biasa saya lakukan, sedangkan menyemai benih untuk berhidroponik adalah metode menyemai yang baru mulai saya praktikkan. Jadi saya pun musti banyak belajar untuk mengetahui bagaimana berbagai macam benih harus diperlakukan saat disemai, agar menghasilkan bibit yang baik untuk ditanam dengan hidroponik.

Rabu, 24 Desember 2014

Bisnis Penyemaian Benih

Tak disangka, sektor pertanian ternyata memiliki lini yang cukup luas. Mulai dari bisnis yang dikerjakan di sawah, pasar, industri hingga kantor pemerintahan semua dapat dicakupkan kesana. Lebih detail lagi di setiap lini masih dibagi-bagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang menjadikan lini tersebut mencakup bidang kerja yang juga lebih luas. Sayang sekali lini-lini pada sektor pertanian sering tidak dilirik sebagai bidang usaha yang menjanjikan. 

Beberapa waktu lalu saya ketemu seorang pengelola bank perkreditan yang sudah berpengalaman puluhan tahun, dalam sebuah pertemuan. Dalam perbincangan singkat tersebut beliau menanyakan pekerjaan saya, saya pun menceritakan sedikit karena tak mau dikira sombong dan karena saya menghormati beliau sebagai orang yang lebih tua. Di akhir cerita saya beliau agak sedikit terkejut bahwa ternyata bidang pertanian pun memiliki sektor industri, yang kebetulan waktu itu saya masih bekerja di perusahaan benih maka yang saya ceritakan ya perusahaan benih. Beliau pikir pertanian itu pekerjaannya di seputar sawah atau kebun saja. Tampaknya beliau juga tidak tahu kalau usaha di bidang pertanian itu bisa sangat menjanjikan. Malah kata beliau selama ini perkreditan yang dikelolanya tak pernah bersedia investasi pada usaha pertanian karena tak tahu kalau bisnis pertanian itu pun bisa menghasilkan untung berlipat, semacam takut jadi kredit macet. Padahal, bisnis pertanian itu secara logis pasti menjanjikan, bagaimana tidak semua orang butuh makan, sementara tidak semua mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, selalu butuh pelaku pertanian untuk memperoleh barang kebutuhan pokoknya untuk makan itu sendiri. Tapi ini tidak tertpikirkan oleh sebagian orang, mereka lebih memandang sektor perdagangan, industri atau transportasi jauh lebih menjanjikan. Saya pun jadi miris dan berpikir memang benar adanya bahwa "tak kenal maka tak sayang, tak tau maka tak mau".

Kali ini saya mau membicarakan salah satu bisnis pertanian di lini penyemaian benih atau penjualan/jasa pembuatan bibit sayur yang cukup menjanjikan. Dulu saya pun tak tau kalau banyak petani menggunakan bibit dengan membeli atau memesan pada penyemai bukannya menyemai sendiri. Tapi ternyata petani sayur justru lebih sering membeli sudah dalam bentuk bibit dengan alasan repot, tak sempat karena mengurusi persiapan lahan, tidak mahir menyemai (padahal kan pintar nanam, dan ternyata penyemai dan petani yang biasa bercocok tanam di lahan merupakan 2 keahlian yang berbeda...saya cuma bengong) atau tak punya tempat untuk menyemai (iya juga, karena menyemai butuh sungkup/rumah-rumahan, rak semai dan media khusus, maka kalau tak sekalian banyak tentunya tidak efisien, ini yang jadi pertimbangan banyak petani untuk memutuskan beli bibit siap tanam).

Bisnis penyemaian benih hortikultura seperti kubis, cabai, kubis bunga, broccoli, tomat, dll banyak tersebar di daerah-daerah yang dekat dengan area pertanian sayur seperti, ngablak-magelang, dieng-wonosobo atau kledung perbatasan wonosobo-temanggung dan masih banyak lagi yang lain. Daerah tersebut selain dekat dengan konsumennya, juga dekat dengan sumber daya manusia yang ahli menyemai. Jadi tak salah kalau mau mencari bibit sayur tanpa harus menyemai sendiri bisa datang langsung ke tempat-tempat tersebut. Selain menjual bibit yang ready stock biasanya penyemai juga terima pesanan dengan varietas sesuai permintaan. 

Konon bisnis penyemaian ini dapat mendatangkan keuntungan yang besar. Modal tidak terlalu besar dan perputaran uang cepat karena umur bibit siap jual paling hanya dua atau tiga minggu tergantung jenisnya. Asal perawatan bagus dan benih yang digunakan juga bagus dengan daya tumbuh yang tinggi serta benih tersebut banyak diminati maka jarang mereka menuai rugi, kecuali jika pembeli bibit mereka hutang dan tidak kunjung membayar karena gagal panen, barulah mereka merugi.

Bagaimana, tertarik bisnis penyemaian benih?

Selasa, 23 Desember 2014

Hidroponik: Pertanian Alternatif (untuk rumah tangga mandiri)



Selepas mengikuti pelatihan hidroponik tanggal 21 Desember 2014 kemarin di Salatiga, akhirnya saya mendapat pencerahan bahwa memang ada benarnya bahwa hidroponik ini dapat dijadikan alternatif untuk menyumbangkan ketahanan pangan setidaknya untuk skala rumah tangga. Disaat harga bahan pokok meningkat yang diikuti juga kenaikan harga-harga lain seperti sayur mayur, buah buahan dan kebutuhan lainya, maka sebagai ibu rumah haruslah kreatif untuk mempertahankan dapur tetap mengepul. 

Ada yang berpendapat saat harga-harga mahal lebih efisien kalau membeli sayur mateng dan akan jauh lebih hemat, tidak perlu beli minyak goreng, bumbu dapur, irit gas, gak capek, gak repot, dan dapur gak kotor. Tapi tidak menurut saya. Saya pernah membandingkan ketika saya membeli sayur matang, maka memasak sendiri tetap jauh lebih hemat. Memang untuk membeli garam harus satu bungkus, tapi bisa dipakai 2 bulan lebih. Minyak goreng juga beli harus 1 literan minim, tapi kalau saya bisa dipakai 2 minggu. Beli gas juga harus satu tabung minim 3 kg yang bisa saya gunakan 2 minggu. Gula atau bumbu dapur lain tentu sekali beli tidak langsung habis, bisa dipakai untuk beberapa kali memasak. Lalu ketika kita masak sendiri sekali masak bisa dipakai untuk 2 kali makan, misal makan pagi bisa bikin sayur untuk skalian makan siang. Nanti malamnya bikin yang sekali makan, kayak cap cai, tumis sayur atau sop dll. Jadi walau makan 3 kali kita masih bikinnya 2 kali, masih hemat waktu dan hemat tenaga. Bersih dan sehat pula. Sementara kalau beli sayur matang dari warung tentu harus dipakai sekali makan, karena kita gak tau itu sayur dimasak kapan, yang kadang sudah dimasak malam sebelumnya. Tak hanya itu, satu porsi makan bila kita membeli jatuhnya bisa dua kali lipatnya bila kita masak sendiri, bandingannya ni ya, kalau saya beli telur metah paling jatuhnya hanya 1100-1200 per butir tapi kalau beli mateng telur jenis yang sama dihargai 2500 rupiah. Jauh kan, masak iya kalau kita pakai bumbu harga bisa melebihi harga dasar lauk yang diolah. Jadi tetap lebih hemat memasak sendiri menurut saya. 

Kembali lagi ke hidroponik.

Kreatifitas hidroponik yang tergolong kegiatan pertanian ternyata bisa dilakukan skala rumahan dengan kondisi lahan terbatas. Itulah nilai plus yang dimiliki oleh hidroponik, yang mana setiap orang bisa dan boleh melakukannya, tidak seperti kegiatan pertanian lainnya. Tak harus nunggu dapat warisan sawah, tak harus beli kebun dulu, tidak harus nunggu punya hektaran lahan untuk membuat greenhouse yang berstandar tinggi, tapi dihalaman rumah di dapur bahkan dikamar pun dapat diterapkan hidroponik. Karena hidroponik tidak menggunakan tanah tidak memakan tempat dan tidak menyita waktu dan tenaga khusus untuk merawat sebuah tanaman. Konon saat berhidroponik pun masih bisa dilakukan dengan keadaan bermake-up yang cantik tanpa harus takut keluar keringat (kata pemberi materi Bp. Heru Agus Hendra owner Paktani Hydrofarm).     

Dengan hidroponik diharapkan setiap pelaku bisa memetik hasil panen yang sehat yang aman minimal untuk dikonsumsi sendiri. Produk hasil hidroponik juga aman bagi lingkungan karena pupuk yang diaplikasikan ke tanaman tidak meninggalkan residu yang berbahaya untuk tanah, karena nutrisi dalam pupuk hidroponik akan terserap secara keseluruhan oleh tanaman. Pada hidroponik yang diterapkan dirumah tidak membutuhkan pestisida kimia, cukup dengan pestisida alami yang dapat dibuat sendiri dari ekstrak-ekstrak daun/tanaman, sehingga aman konsumsi bagi siapa saja.
Dok. Arrum: hidroponik sistem wick
Keuntungan lain dari berhidroponik di rumah, bahwa dengan berhidroponik dapat meminimalisir ketergantungan pasar dalam mengkonsumsi sayur. Dengan memanfaatkan kaleng bekas, botol minuman bekas, plastik bekas dll pehidroponik bisa menanam berbagai jenis sayur di rumah. Tak hanya itu, selain tidak lagi tergantung dengan pasar pehidroponik yang semakin cinta dan hobi dengan hidroponik justru memungkinkan terjun ke pasar untuk memasarkan produk hidroponiknya. Itu yang menjadi iming-iming besar bagi pehidroponik.

Saya sendiri akhirnya menjadi kepengen dan kepengen untuk segera mempraktekkan berhidroponikria hasil pelatihan kemaren. Karena dalam berhidroponik menjanjikan bahwa kita nantinya akan lebih mencintai produk sehat dan aman buatan sendiri, mencintai produk yang berkualitas karena kita sendiri yang mengolah dan tau kualitas yang seperti apa yang kita butuhkan. Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi beban pemerintah dalam mempertahankan stock pangan nasional bila banyak orang akhirnya mandiri dalam mencukupi kebutuhannya...(haha..tapi mungkin gak ya?).

Yang jelas, adanya panenan sendiri ini setidaknya akan menjaga ketahan pangan dalam suatu keluarga di saat pangan yang tersedia di pasaran mahal dan belum tentu terjaga keamanannya. Mengkonsumsi tanaman yang dihasilkan sendiri selain lebih memuaskan tentuanya kita akan mantab bahwa yang kita makan tersebut aman karena kita tau bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangannya.  

Minggu, 21 Desember 2014

Workshop Hidroponik Salatiga: "Bertanam dengan bersih, Bertanam dengan modern, Bertanam dengan hidroponik"


Mengikuti pelatihan hidroponik di Salatiga hari ini cukup merefresh ilmu pertanian saya yang ternyata masik cetek. Pelatihan hidroponik yang berjargon "Bertanam dengan bersih, Bertanam dengan modern, bertanam dengan hidroponik" ini diringkas dalam sesi penyampaian materi dan sesi praktik/demonstrasi berhidroponik. Pelatihan yang dimotori oleh Komunitas Hidroponik Salatiga (KHS3) ini berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB. Selain HKS3, pelatihan ini turut didukung oleh Dinas Pertanian dan Perikanan kota Salatiga, The Farmer (Pak Tani Hydrofarm) dan Komunitas Hidroponik Jateng. Acara ini diikuti kuranglebih 50 peserta dari berbagai daerah seperti Boyolali, Tengaran, Magelang, Ungaran, Semarang, Kudus dan tentunya dari Salatiga.

Hidroponik Sebagai Jawaban Kebutuhan Pangan Masa Depan”, inilah tema materi yang disampaikan oleh Pak Tani Hidrofarm pada workshop yang diadakan oleh Komunitas Hidroponik Salatiga (KHS3) hari ini (21/12/14). Dalam pengantarnya, Heru Agus Hendra selaku owner Pak Tani Hidrofarm menyampaikan gagasan mengenai sistem pertanian hidroponik yang merupakan salah satu solusi untuk menguatkan ketahanan pangan ketika nasib pertanian konvensional saat ini mulai bergeser seiring keengganan generasi muda dalam menjalankan roda pertanian yang berkonotasi – sawah – kotor – panas – capek dan sebagainya. Meskipun hidroponik bukanlah suatu keharusan, sistem bercocok tanam tanpa tanah ini dianggap mampu memberikan kontribusi yang cukup nyata di bidang pertanian, bila ditangani secara serius. Digambarkan, bahwa hasil pertanian dengan sistem hidroponik memiliki kualitas yang baik sehingga memiliki peluang pasar yang luas baik pasar lokal maupun pasar luar negeri.

Materi workshop disampaikan sembari menunjukkan beberapa contoh tanaman dan model sistem hidroponik secara langsung yang kemudian disampaikan lebih mendetail dalam sesi praktik/demonstrasi. Materi yang disampaikan diantaranya pengenalan teknik hidroponik (teknik aliran/nutrisi bergerak dan teknik statis/nutrisi diam), pengenalan sistem hidroponik (rakit apung, NFT, fertigasi, wick sistem, aeroponik dan beberapa sistem modifikasi ala Pak Tani Hydrofarm), pengenalan nutrisi hidroponik beserta cara aplikasinya dan sedikit gambaran mengenai peluang bisnis hidroponik. 

Selama workshop berlangsung, peserta digiring untuk aktif menanyakan hal yang berkaitan dengan hidroponik sehingga dapat menghidupkan suasana workshop. Para peserta pun tak segan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan serba serbi hidroponik. Antusias para peserta inilah yang menyebabkan workshop menjadi terasa singkat walau telah berjalan beberapa jam. 

Sesi praktik dan demonstrasi dilakukan setelah sesi materi selesai. Pada sesi ini peserta diajak untuk praktik langsung pada pembuatan larutan nutrisi siap pakai, penyemaian benih, pengenalan media untuk penyemaian benih dan pengenalan macam macam sistem hidroponik yang disampaikan oleh anggota Komunitas Hidroponik Salatiga selaku panitia pelaksana. Di penghujung acara ditutup dengan sesi pengenalan beberapa anggota komunitas yang menyediakan sarana prasarana hidroponik dan pembagian beberapa benih tanaman untuk dicoba oleh peserta di rumah masing-masing.

Salatiga, 21 Desember 2014

Jumat, 19 Desember 2014

Mengapa daya tumbuh semangka nonbiji lebih rendah daripada semangka berbiji?

Mengapa daya tumbuh semangka nonbiji lebih rendah daripada semangka berbiji?

Pertanyaan tersebut sering saya terima sebagai salahsatu bentuk komplain dari pelanggan di tempat saya bekerja (dulu). Kebetulan saya bertugas sebagai quality control benih (di suatu perusahaan benih swasta), maka saya berkewajiban menjawab pertanyaan tersebut.
Mungkin berikut ini merupakan sedikit penjelasan yang bisa saya sampaikan:

Benih semangka nonbiji merupakan salahsatu benih hibrida yang didefinisikan sebagai benih hasil persilangan dua induk yang berbeda sifat sehingga benih hasil persilangan ini lebih unggul dibandingkan dengan sifat kedua induknya. Bila ditelusur semangka nonbiji berasal dari persilangan semangka tetraploid dan semangka diploid sehingga menghasilkan semangka triploid yang salahsatunya dicirikan oleh sifatnya yang seedless (yang kita kenal dengan istilah nonbiji). Jadi semangka nonbiji yang kita temui di lapangan merupakan semangka hibrida yang bersifat triploid.

Pada proses pembuatan seedless watermelon (semangka nonbiji), tidak semua biji yang dihasilkan bersifat viable. Bahkan menurut sebuah penelitian viabilitas seedless watermelon bisa saja hanya berkisar antara 2,5 hingga 85% dalam satu periode produksi. Rendahnya viabilitas benih semangka nonbiji salahsatunya disebabkan karena ukuran embrio cukup kecil bila dibandingkan dengan semangka berbiji. Embrio yang kecil ini berada dalam cangkang atau kulit luar benih (testa) yang lebih tebal dari kulit benih semangka berbiji. Kondisi embrio yang demikian memiliki kecenderungan tidak tahan disimpan terlalu lama, karena cadangan makanannya sedikit sehingga benih cepat turun viabilitasnya. Ini menjadi salah satu alasan mengapa daya tumbuh semangka nonbiji lebih rendah.

Di sisi lain semangka nonbiji ternyata memiliki cirikhas berkulit lebih tebal daripada jenis semangka berbiji. Hal ini menyebabkan sulitnya air menembus kulit menuju ke embrio pada saat proses perkecambahan. Air yang tidak dapat masuk ke benih, menyebabkan benih tidak tumbuh meskipun kondisi air mencukupi untuk inisiasi perkecambahan. Akibatnya, daya tumbuh menjadi rendah.

Jadi, jelas sudah bahwa kecilnya ukuran embrio dan tebalnya kulit benih semangka nonbiji menjadi salah satu faktor pembatas bagi si benih untuk berkecambah, sehingga berpengaruh terhadap persentase daya tumbuh pada suatu populasi benih.

Adakah solusi untuk mengatasi rendahnya daya tumbuh semangka nonbiji bila kita akan membudidayakannya?

Salahsatu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan meminimalisir kegagalan benih untuk berkecambah. Berikut tips dan trik dalam meminimalisir kegagalan benih berkecambah yang bisa saya bagi untuk mengatasi masalah rendahnya daya tumbuh semangka nonbiji :
* menggunakan benih yang masih baru (belum disimpan terlalu lama)
* melukai/memotong sebagian kulit benih (tetapi jangan sampai merusak embrio) agar memudahkan air masuk menembus kulit benih dan sampai pada embrio untuk berimbibisi
* merendam benih dalam zat pengatur tumbuh selama kurang lebih 5 menit
* merendam benih dalam air selama kuranglebih 2 jam untuk mempermudah proses imbibisi (penyerapan air oleh benih) sebelum disemai pada media semai
* menggunakan benih yang terjamin kualitasnya.
Dok. Arrum 2014: Benih semangka nonbiji yang telah dikecambahkan selama 2 hari (dengan pemotongan kulit benih bagian ujung)

Rabu, 17 Desember 2014

Memilih Benih Kemasan

Salah satu ciri benih berkualitas adalah memiliki daya tumbuh tinggi yang serempak. Dalam ranah pertanian, benih yang memiliki daya tumbuh tinggi tapi tidak seragam mengindikasikan bahwa kualitas benih jadi tidak bermakna. Jadi jelas sudah bahwa daya tumbuh tinggi yang serempak mutlak dipenuhi untuk menyimpulkan bahwa benih tersebut berkualitas tinggi. Namun, kualitas tidak akan tampak dari fisik luarnya saja, kita baru akan tau setelah menyemai atau menanamnya.

Memilih benih yang berkualitas tentu tidak mudah. Hampir semua benih tanaman berupa biji yang beredar di pasaran sudah berada dalam kemasan. Tentu saja kondisi ini menyulitkan kita untuk melihat kondisi fisik benih tersebut. Padahal, kondisi fisik si benih itu sendiri penting dan sangat menentukan hasil akhir dari suatu tanaman. Salah memilih benih membuat si penanam akan merugi.

Lalu, apakah kita harus khawatir tidak bisa mendapatkan benih berkualitas pada benih kemasan? Tentu saja kita tak perlu khawatir. Produsen produsen benih yang bermutu tentu saja mampu memproduksi benih yang juga bermutu tinggi. Ini beberapa tips yang bisa saya bagi untuk anda yang akan memilih benih berkualitas untuk dibeli dengan melihat ciri kemasannya:

- Lihat kemasan benih (asli atau palsu, rusak atau tidak)
Setiap perusahaan biasanya memiliki ciri untuk menunjukkan keaslian kemasan benih, misalnya ada copyright-nya, ada hologramnya, atau mungkin ada stiker segel yang menempel di kemasan. Ini penting untuk diperhatikan, jangan sampai tertipu oleh benih kemasan abal-abal yang bahkan dikemas oleh industri siluman yang tidak memiliki ijin produksi. Selain itu jangan pernah mau menerima kemasan yang rusak atau sudah terbuka atau tidak tertutup rapat. Kemasan yang rusak biasnya juga dapat menyebabkan benih yang ada di dalamnya ikut rusak, karena benih langsung kontak dengan udara bebas yang notabene berpotensi kontak juga dengan mikroorganisme perusak benih yang bebas di udara.

- Lihat label yang tertera dalam kemasan (berapa daya tumbuh, tanggal kadaluarsa, info nomor lot, dll)
Ini juga penting untuk diperhatikan, mengingat informasi tersebut merupakan salah satu jaminan kejelasan mutu dari benih yang ada di dalamnya. Informasi tersebut juga penting digunakan untuk komplain apabila benih yang kita beli setelah ditanam tidak sesuai dengan informasi.

- Lihat informasi deskripsi varietas, jaminan ketahanan terhadap penyakit (kalau ada), keunggulan keunggulan varietas benih yang ada dalam kemasan dll
Perusahaan yang bijak akan mencantumkan deskripsi varietas beserta keunggulan produk secara detail, yang bukan hanya untuk merayu calon pembeli tetapi merupakan penunjukan kredibilitas perusahaan benih yang baik. Bila tanaman yang dihasilkan dari benih dalam kemasan tidak sesuai, jangan pernah lagi membeli benih kemasan tersebut.   

- Lihat informasi apakah benih diberi treatment pestisida dsb semacam seeddressing, seedpelletting, seedcoating dll atau tidak
Hal ini bisa digunakan untuk memutuskan membeli benih tersebut atau tidak, terkadang ada yang tidak suka dengan benih yang diberi treatment dan ada juga yang malah mencari benih yang ada treatmentnya. Jangan sampai kecewa hanya karena tidak tau atau tidak membaca informasi ini.

- Lihat info alamat perusahaan, no hotline yang bisa dihubungi
Perusahaan yang kredibel juga mencantumkan alamat dengan jelas. Perusahaan yang seperti ini berarti telah siap untuk dihubungi, dikomplain, diberi masukan dan tentunya siap bertanggungjawab atas produk-produknya.

- Simpan kemasan hingga selesai tanam
setelah menyemai benih, kemasan sebaiknya tidak langsung dibuang. Lihatlah perkembangan tanaman, cocokkan dengan informasi yang tertera dalam kemasan (sudah sesuaikah). Bila tidak sesuai kita bisa membuat keputusan, misalnya komplain kalau daya tumbuh gak sesuai label, komplain kalau pertumbuhan tidak normal, komplain kalau ternyata varietas benih setelah ditanam tidak sesuai dengan deskripsi tanaman yang tertera dalam kemasan atau setidaknya kita bisa ganti produk lain di kemudian hari. 



Galeri

Galeri
Eastern Rise (F1-Hybrid produk PT Known You Seed)