Selepas mengikuti pelatihan
hidroponik tanggal 21 Desember 2014 kemarin di Salatiga, akhirnya saya mendapat
pencerahan bahwa memang ada benarnya bahwa hidroponik ini dapat dijadikan
alternatif untuk menyumbangkan ketahanan pangan setidaknya untuk skala rumah
tangga. Disaat harga bahan pokok meningkat yang diikuti juga kenaikan harga-harga
lain seperti sayur mayur, buah buahan dan kebutuhan lainya, maka sebagai ibu
rumah haruslah kreatif untuk mempertahankan dapur tetap mengepul.
Ada yang
berpendapat saat harga-harga mahal lebih efisien kalau membeli sayur mateng dan
akan jauh lebih hemat, tidak perlu beli minyak goreng, bumbu dapur, irit gas,
gak capek, gak repot, dan dapur gak kotor. Tapi tidak menurut saya. Saya pernah
membandingkan ketika saya membeli sayur matang, maka memasak sendiri tetap jauh
lebih hemat. Memang untuk membeli garam harus satu bungkus, tapi bisa dipakai 2
bulan lebih. Minyak goreng juga beli harus 1 literan minim, tapi kalau saya
bisa dipakai 2 minggu. Beli gas juga harus satu tabung minim 3 kg yang bisa
saya gunakan 2 minggu. Gula atau bumbu dapur lain tentu sekali beli tidak
langsung habis, bisa dipakai untuk beberapa kali memasak. Lalu ketika kita
masak sendiri sekali masak bisa dipakai untuk 2 kali makan, misal makan pagi
bisa bikin sayur untuk skalian makan siang. Nanti malamnya bikin yang sekali
makan, kayak cap cai, tumis sayur atau sop dll. Jadi walau makan 3 kali kita
masih bikinnya 2 kali, masih hemat waktu dan hemat tenaga. Bersih dan sehat
pula. Sementara kalau beli sayur matang dari warung tentu harus dipakai sekali
makan, karena kita gak tau itu sayur dimasak kapan, yang kadang sudah dimasak
malam sebelumnya. Tak hanya itu, satu porsi makan bila kita membeli jatuhnya
bisa dua kali lipatnya bila kita masak sendiri, bandingannya ni ya, kalau saya
beli telur metah paling jatuhnya hanya 1100-1200 per butir tapi kalau beli
mateng telur jenis yang sama dihargai 2500 rupiah. Jauh kan, masak iya kalau
kita pakai bumbu harga bisa melebihi harga dasar lauk yang diolah. Jadi tetap
lebih hemat memasak sendiri menurut saya.
Kembali lagi ke hidroponik.
Kreatifitas hidroponik yang
tergolong kegiatan pertanian ternyata bisa dilakukan skala rumahan dengan
kondisi lahan terbatas. Itulah nilai plus yang dimiliki oleh hidroponik, yang
mana setiap orang bisa dan boleh melakukannya, tidak seperti kegiatan pertanian
lainnya. Tak harus nunggu dapat warisan sawah, tak harus beli kebun dulu, tidak
harus nunggu punya hektaran lahan untuk membuat greenhouse yang berstandar
tinggi, tapi dihalaman rumah di dapur bahkan dikamar pun dapat diterapkan
hidroponik. Karena hidroponik tidak menggunakan tanah tidak memakan tempat dan
tidak menyita waktu dan tenaga khusus untuk merawat sebuah tanaman. Konon saat
berhidroponik pun masih bisa dilakukan dengan keadaan bermake-up yang cantik
tanpa harus takut keluar keringat (kata pemberi materi Bp. Heru Agus Hendra
owner Paktani Hydrofarm).
Dengan hidroponik diharapkan
setiap pelaku bisa memetik hasil panen yang sehat yang aman minimal untuk
dikonsumsi sendiri. Produk hasil hidroponik juga aman bagi lingkungan karena
pupuk yang diaplikasikan ke tanaman tidak meninggalkan residu yang berbahaya
untuk tanah, karena nutrisi dalam pupuk hidroponik akan terserap secara
keseluruhan oleh tanaman. Pada hidroponik yang diterapkan dirumah tidak
membutuhkan pestisida kimia, cukup dengan pestisida alami yang dapat dibuat
sendiri dari ekstrak-ekstrak daun/tanaman, sehingga aman konsumsi bagi siapa
saja.
Keuntungan lain dari berhidroponik
di rumah, bahwa dengan berhidroponik dapat meminimalisir ketergantungan pasar
dalam mengkonsumsi sayur. Dengan memanfaatkan kaleng bekas, botol minuman
bekas, plastik bekas dll pehidroponik bisa menanam berbagai jenis sayur di
rumah. Tak hanya itu, selain tidak lagi tergantung dengan pasar pehidroponik yang
semakin cinta dan hobi dengan hidroponik justru memungkinkan terjun ke pasar
untuk memasarkan produk hidroponiknya. Itu yang menjadi iming-iming besar bagi
pehidroponik.
Saya sendiri akhirnya menjadi
kepengen dan kepengen untuk segera mempraktekkan berhidroponikria hasil
pelatihan kemaren. Karena dalam berhidroponik menjanjikan bahwa kita nantinya akan
lebih mencintai produk sehat dan aman buatan sendiri, mencintai produk yang
berkualitas karena kita sendiri yang mengolah dan tau kualitas yang seperti apa
yang kita butuhkan. Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi beban pemerintah
dalam mempertahankan stock pangan nasional bila banyak orang akhirnya mandiri
dalam mencukupi kebutuhannya...(haha..tapi mungkin gak ya?).
Yang jelas, adanya panenan sendiri
ini setidaknya akan menjaga ketahan pangan dalam suatu keluarga di saat pangan
yang tersedia di pasaran mahal dan belum tentu terjaga keamanannya. Mengkonsumsi
tanaman yang dihasilkan sendiri selain lebih memuaskan tentuanya kita akan
mantab bahwa yang kita makan tersebut aman karena kita tau bagaimana proses
pertumbuhan dan perkembangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar