Mengapa daya tumbuh semangka nonbiji lebih rendah daripada semangka berbiji?
Pertanyaan tersebut sering saya terima sebagai salahsatu bentuk komplain dari pelanggan di tempat saya bekerja (dulu). Kebetulan saya bertugas sebagai quality control benih (di suatu perusahaan benih swasta), maka saya berkewajiban menjawab pertanyaan tersebut.
Pertanyaan tersebut sering saya terima sebagai salahsatu bentuk komplain dari pelanggan di tempat saya bekerja (dulu). Kebetulan saya bertugas sebagai quality control benih (di suatu perusahaan benih swasta), maka saya berkewajiban menjawab pertanyaan tersebut.
Mungkin berikut ini merupakan sedikit penjelasan yang bisa saya sampaikan:
Benih semangka nonbiji merupakan salahsatu benih hibrida yang didefinisikan sebagai benih hasil persilangan dua induk yang berbeda sifat sehingga benih hasil persilangan ini lebih unggul dibandingkan dengan sifat kedua induknya. Bila ditelusur semangka nonbiji berasal dari persilangan semangka tetraploid dan semangka diploid sehingga menghasilkan semangka triploid yang salahsatunya dicirikan oleh sifatnya yang seedless (yang kita kenal dengan istilah nonbiji). Jadi semangka nonbiji yang kita temui di lapangan merupakan semangka hibrida yang bersifat triploid.
Benih semangka nonbiji merupakan salahsatu benih hibrida yang didefinisikan sebagai benih hasil persilangan dua induk yang berbeda sifat sehingga benih hasil persilangan ini lebih unggul dibandingkan dengan sifat kedua induknya. Bila ditelusur semangka nonbiji berasal dari persilangan semangka tetraploid dan semangka diploid sehingga menghasilkan semangka triploid yang salahsatunya dicirikan oleh sifatnya yang seedless (yang kita kenal dengan istilah nonbiji). Jadi semangka nonbiji yang kita temui di lapangan merupakan semangka hibrida yang bersifat triploid.
Pada proses pembuatan seedless watermelon (semangka nonbiji), tidak semua biji yang dihasilkan bersifat viable. Bahkan menurut sebuah penelitian viabilitas seedless watermelon bisa saja hanya berkisar antara 2,5 hingga 85% dalam satu periode produksi. Rendahnya viabilitas benih semangka nonbiji salahsatunya disebabkan karena ukuran embrio cukup kecil bila dibandingkan dengan semangka berbiji. Embrio yang kecil ini berada dalam cangkang atau kulit luar benih (testa) yang lebih tebal dari kulit benih semangka berbiji. Kondisi embrio yang demikian memiliki kecenderungan tidak tahan disimpan terlalu lama, karena cadangan makanannya sedikit sehingga benih cepat turun viabilitasnya. Ini menjadi salah satu alasan mengapa daya tumbuh semangka nonbiji lebih rendah.
Di sisi lain semangka nonbiji ternyata memiliki cirikhas berkulit lebih tebal daripada jenis semangka berbiji. Hal ini menyebabkan sulitnya air menembus kulit menuju ke embrio pada saat proses perkecambahan. Air yang tidak dapat masuk ke benih, menyebabkan benih tidak tumbuh meskipun kondisi air mencukupi untuk inisiasi perkecambahan. Akibatnya, daya tumbuh menjadi rendah.
Jadi, jelas sudah bahwa kecilnya ukuran embrio dan tebalnya kulit benih semangka nonbiji menjadi salah satu faktor pembatas bagi si benih untuk berkecambah, sehingga berpengaruh terhadap persentase daya tumbuh pada suatu populasi benih.
Adakah solusi untuk mengatasi rendahnya daya tumbuh semangka nonbiji bila kita akan membudidayakannya?
Salahsatu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan meminimalisir kegagalan benih untuk berkecambah. Berikut tips dan trik dalam meminimalisir kegagalan benih berkecambah yang bisa saya bagi untuk mengatasi masalah rendahnya daya tumbuh semangka nonbiji :
* menggunakan benih yang masih baru (belum disimpan terlalu lama)
* melukai/memotong sebagian kulit benih (tetapi jangan sampai merusak embrio) agar memudahkan air masuk menembus kulit benih dan sampai pada embrio untuk berimbibisi
* merendam benih dalam zat pengatur tumbuh selama kurang lebih 5 menit
* merendam benih dalam air selama kuranglebih 2 jam untuk mempermudah proses imbibisi (penyerapan air oleh benih) sebelum disemai pada media semai
* menggunakan benih yang terjamin kualitasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar